Kuningan Terkini - Jika Pilbup Kabupaten Kuningan diundur hingga November 2024 sebagai konsekwensi dari ditolaknya pembahasan RUU Pemilu oleh Pemerintah (Eksekutif), tentunya berdampak terhadap konstelasi dan peluang bagi siapapun yang akan berkompetisi pada Pilbub Kuningan 2024. Demikian disampaikan Pemerhati Kebijakan Kuningan, Sujarwo kepada Kuningan Terkini, Selasa (16/02/2021).
Menurutnya, peluang H. Acep Purnama yang notabene berpredikat sebagai petahana, butuh energi khusus untuk dapat memenangkan pesta demokrasi tersebut jika hendak mencalonkan lagi. Karena, saat kompetisi digelar, posisi H . Acep Purnama sudah berstatus sebagai masyarakat biasa.
“Mulai tanggal 4 Desember 2023, H. Acep Purnama sudah mengakhiri masa kekuasaannya sebagai orang nomor 1 di lembaga Eksekutif Kabupaten Kuningan,” katanya.
Meski demikian kata Mang Ewo, sapaan akrabnya, jika H. Acep Purnama berhasil memanfaatkan waktu yang tersisa secara optimal, sehingga berhasil mewujudkan apa yang menjadi harapan masyarakat Kuningan, akan menjadi nilai lebih yang menjadi pembeda dari calon lainnya.
“Kalaupun pada Pilbup 2024 nanti akan muncul lebih dari satu calon seperti yang banyak diprediksi, termasuk M. Ridho Suganda (Wabup), tetap harus bekerja ekstra keras untuk bisa menyaingi H. Acep Purnama. Hal ini tentunya dengan asumsi duet Acep-Edo tidak satu paket lagi,” paparnya.
Begitu pula dengan kandidat lainnya yang saat ini memegang tampuk pimpinan sebagai ketua parpol, H. Dede Ismail (Gerindra), H. Ujang K (PKB), H. Udin (PAN) maupun H. Asep S M (Golkar). “Untuk dapat mengalahkan H. Acep Purnama tidak mudah. Perlu ekstra kerja keras dan strategi khusus,” pungkasnya.(j’ly)